Kajian AlAzhar - Layangan Putus
The Rabbaanians "Layangan Putus"
_Rabu, 5 Al-Muharram 1438H (5 Okt '16)_
Sejenak kita intisarikan fenomena orang yang tenggelam
dalam maksiat dengan analogi Layangan Putus.
Orang yang tenggelam dalam kemaksiatan akan merasakan
kehampaan hati dari mengingat Allah subhanahuwata'ala. Sehingga kehampaan hati
membuatnya putus melayang dari Allah tidak tahu arah harus berpijak sekalipun
sudah lelah dalam turbulensi dosa.
Dapatlah seseorang itu mendapatkan kesenangan dalam
bermaksiat. Namun ketahuilah, kesenangan itu semu dan sementara. Karena
kesenangan yang hakiki adalah bahagia masih dapat menikmati ibadah kepada Allah
jala jallaluhu.
Orang yang larut dalam kemaksiatan akan merasakan
keterasingan di antara lingkungan orang baik. Asing dan melayang hilang
navigasi tak tentu arah, sekalipun di antara banyak orang-orang shalih.
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitab Ad-Daa’ Wa
Ad-Dawaa’ menyebutkan kondisi orang yang tenggelam dalam kemaksiatan akan
merasa keterasingan di antara orang shalih. Dan jika keterasingan itu kian
menguat, akibatnya orang itu tidak dapat memperoleh berkah dengan mengambil
manfaat dari orang shalih tersebut.
Layangan putus, hampa navigasi melayang hampa tak
tentu arah, menurun pasti ke daratan di antara layangan masih bertengger di
udara, dan hilang fungsi sebagai layangan.
Jangan sampai kita menjadi seperti layangan putus,
hati hampa navigasi hingga tak tentu arah, terasing di antara orang-orang yang
shalih, dan hilang fungsi sebagai hamba ALLAH. Na’udzubillah.
0 komentar: